Alcaraz Kagum pada Kehebatan Nadal Usai Tak Berdaya di Barcelona
Pendahuluan
Alcaraz meninggalkan Barcelona Open dengan campuran emosi, namun satu hal yang menonjol adalah kekagumannya yang semakin besar terhadap Rafael Nadal. Kegagalannya menyamai rekor sang senior untuk menjuarai Monte Carlo dan Barcelona secara beruntun membuatnya semakin menyadari betapa luar biasanya dominasi Nadal di lapangan tanah liat.
Kelelahan Akibat Jadwal Padat Tur Tanah Liat
Setelah menjuarai Monte Carlo Masters pekan sebelumnya, Alcaraz datang ke Barcelona dengan kepercayaan diri tinggi untuk meraih gelar ketiganya dalam empat tahun terakhir. Namun, langkahnya dihentikan oleh petenis Denmark, Holger Rune, di final dengan skor 7-6(6), 6-2. Kekalahan ini tak hanya mengakhiri sembilan kemenangan beruntun Alcaraz di lapangan tanah liat, tetapi juga memberinya perspektif baru tentang pencapaian Nadal.
“Itulah yang terjadi ketika Anda memainkan begitu banyak pertandingan dan hanya punya sedikit hari untuk beristirahat. Ini sangat menuntut, dan Anda harus memberikan 100 persen setiap hari,” ujar Alcaraz, menyadari beratnya kalender kompetisi di tur tanah liat Eropa. “Setelah bermain di turnamen seperti Monte Carlo dan tiba di Barcelona dengan sedikit hari untuk beradaptasi, itu benar-benar sulit.”
Tunduk Kagum pada Dominasi Abadi Nadal
Alcaraz, yang sempat memimpin 2-1 di set kedua sebelum meminta medical timeout karena masalah pada kaki kanannya, tak mampu membalikkan keadaan. Hal ini membuatnya semakin menghargai rekor Nadal, yang merupakan pemain terakhir yang mampu menjuarai Monte Carlo dan Barcelona dalam dua pekan berturut-turut pada tahun 2018.
“Saya tunduk di kaki Rafa karena apa yang telah ia lakukan minggu demi minggu. Anda harus menghormati itu,” kata Alcaraz tentang pemilik 14 gelar Prancis Terbuka itu. “Kami mengagumi Rafa atas apa yang telah ia lakukan, khususnya pada turnamen ini. Namun, memenangi semuanya secara berturut-turut adalah hal yang mustahil,” lanjut petenis muda Spanyol itu. “Dan, begitu Anda mengalaminya secara langsung, Anda akan lebih menghargai apa yang telah Rafa lakukan dan betapa sulitnya untuk berada dalam kondisi 100 persen secara fisik dan mental minggu demi minggu.”
Baca Juga: Rune Tumbangkan Alcaraz untuk Rebut Gelar Barcelona Open 2025
Pesan Penyemangat dari Sang Legenda
Alcaraz, yang akan mempertahankan gelarnya di Roland Garros yang akan dimulai pada 25 Mei mendatang, mengaku mendapat pesan penyemangat dari Nadal usai final di Barcelona. “Ia menulis pesan kepada saya,” kata Alcaraz. “Untuk memberi saya sedikit dorongan, memberi tahu saya bahwa ia berharap saya tidak cedera dan dalam beberapa hari saya dapat berlatih lagi dan memberikan yang terbaik.”
Pelajaran Berharga dari Kekalahan
Meskipun kecewa dengan kekalahannya, Alcaraz mengambil banyak hal positif dari turnamen di Barcelona. Ia merasa bangga bisa mencapai final keduanya dalam dua pekan terakhir. Kekalahan ini juga memberinya pelajaran berharga tentang tuntutan fisik dan mental dalam tur tenis profesional, yang semakin membuatnya mengagumi dominasi Nadal di lapangan tanah liat selama bertahun-tahun.
“Kalah tidak pernah mudah, apalagi di final di sini. Namun, saya harus memberi penghargaan kepada Holger, ia memainkan pertandingan yang luar biasa, sangat terorganisasi dengan baik. Ia tahu apa yang harus dilakukannya setiap saat,” puji Alcaraz terhadap lawannya di final.
Kesimpulan
Dengan dua hari istirahat sebelum tampil di Madrid Open, Alcaraz optimis dapat mengatasi masalah fisiknya dan kembali dalam kondisi terbaik. Pengalaman di Barcelona, meski berakhir dengan kekalahan, justru semakin memupuk rasa hormatnya kepada sang legenda, Rafael Nadal, atas segala pencapaiannya di dunia tenis.
Post Comment